Sabtu, 24 Agustus 2013
Pada hari sabtu tanggal 24 Agustus 2013, kami dari kelompok Babi Hutan akan mengikuti outbound gelombang pertama yang berlangsung 24 Agustus 2013 - 26 Agustus 2013. Sesuai yang telah di instruksikan kami berkumpul di kampus Prasetya Mulya BSD sejak jam 5 pagi, kami semua datang pada saat yang berdekatan, kecuali Destin yang datang agak terlambat. Setelah semua anggota berkumpul tidak lama kami ditemani oleh lodestar kami, yaitu ci Irene. Tetapi ada keterlambatan saat kita ingin berangkat menuju Jatiluhur, yang kita diharuskan kumpul untuk berangkat jam 5 ternyata malah berangkat jam 6. Setelah semua siswa berkumpul di depan prasmul, Bu Citra memberikan arahan dan mengumumkan kelompok untuk naik ke tronton yang telah atur.
Dalam 1 tronton berisi 2 kelompok, dan kami yang berada di tronton nomor 10 yaitu kelompok Babi Hutan melakukan perjalanan bersama kelompok Gorilla yang di temani oleh lodestar Kevin D. Setelah kami semua disuruh naik ke dalam tronton ternyata ci Iren dan ko Kevin tidak muat untuk masuk tronton, sehingga kami setengah dari kelompok gorila disuruh bergeser agar ci Iren dapat masuk. Lalu ko Kevin menyuruh Devina dari kelompok kami untuk pindah ke depan duduk di sebelah sopir dan ko Kevin memakai tempat bekas Devina. Dan kelompok kami entah mengapa mendapat bahwa ko Kevin asik juga orangnya, sampai-sampai si Sule ala kelompok Babi Hutan yaitu Ekel, ngomong kalo kak Kevin D adalah Kevin Duran sang pemain basket NBA, pokoknya dalam perjalanan kita semua saling bercerita banyak satu sama lain walaupun awalnya terjadi gap antara kelompok Gorila dengan kelompok Babi Hutan yang kayaknya masing-masing mempunyai topik sendiri-sendiri, tapi habis perjalanan yang lumayan makan waktu kami bisa kenal deket dan bisa becanda bareng. Tapi lama kelamaan, satu demi satu anggota kami mulai tertidur pulas. Dan kami mulai dibangunkan oleh goyangan-goyangan metal karena jalanan yang kami lewati berbatu-batu.
Akhirnya tronton kita sampai pada daerah Jati Luhur dan terjadi perjalanan yang sangat mengesankan karena disana pertama kalinya kami berasa menjadi jadi gajah, kenapa? Karena kami ketika sampai pada bumi Jati Luhur kami di mandikan oleh debu pasir. Setelah hampir satu jam kami di mandikan debu, kami sampai juga pada tempat tujuan ketika itu, kami langsung disambut oleh para TNI yang memberikan sambutan versi mereka yang sangat berkesan. Kesan yang sangat fantastis tentunya. Setelah itu kami disuru untuk menurunkan semua barang dengan kecepatan ngebut serta di ajarkan untuk selalu berlari dan berteriak-teriak. Kami pula dijanjikan banyak hal seperti mengalami pengangkatan gigi tanpa alat bila kami menunjukan gigi ketika komandan berbicara di depan, serta banyak janji janji fantastis lainnya. Kami pula di berikan banyak aturan-aturan salah satu yang paling utamanya adalah untuk berlari ketika harus berjalan lebih dari lima langkah.
Pada hari sabtu tanggal 24 Agustus 2013, kami dari kelompok Babi Hutan akan mengikuti outbound gelombang pertama yang berlangsung 24 Agustus 2013 - 26 Agustus 2013. Sesuai yang telah di instruksikan kami berkumpul di kampus Prasetya Mulya BSD sejak jam 5 pagi, kami semua datang pada saat yang berdekatan, kecuali Destin yang datang agak terlambat. Setelah semua anggota berkumpul tidak lama kami ditemani oleh lodestar kami, yaitu ci Irene. Tetapi ada keterlambatan saat kita ingin berangkat menuju Jatiluhur, yang kita diharuskan kumpul untuk berangkat jam 5 ternyata malah berangkat jam 6. Setelah semua siswa berkumpul di depan prasmul, Bu Citra memberikan arahan dan mengumumkan kelompok untuk naik ke tronton yang telah atur.
Dalam 1 tronton berisi 2 kelompok, dan kami yang berada di tronton nomor 10 yaitu kelompok Babi Hutan melakukan perjalanan bersama kelompok Gorilla yang di temani oleh lodestar Kevin D. Setelah kami semua disuruh naik ke dalam tronton ternyata ci Iren dan ko Kevin tidak muat untuk masuk tronton, sehingga kami setengah dari kelompok gorila disuruh bergeser agar ci Iren dapat masuk. Lalu ko Kevin menyuruh Devina dari kelompok kami untuk pindah ke depan duduk di sebelah sopir dan ko Kevin memakai tempat bekas Devina. Dan kelompok kami entah mengapa mendapat bahwa ko Kevin asik juga orangnya, sampai-sampai si Sule ala kelompok Babi Hutan yaitu Ekel, ngomong kalo kak Kevin D adalah Kevin Duran sang pemain basket NBA, pokoknya dalam perjalanan kita semua saling bercerita banyak satu sama lain walaupun awalnya terjadi gap antara kelompok Gorila dengan kelompok Babi Hutan yang kayaknya masing-masing mempunyai topik sendiri-sendiri, tapi habis perjalanan yang lumayan makan waktu kami bisa kenal deket dan bisa becanda bareng. Tapi lama kelamaan, satu demi satu anggota kami mulai tertidur pulas. Dan kami mulai dibangunkan oleh goyangan-goyangan metal karena jalanan yang kami lewati berbatu-batu.
Akhirnya tronton kita sampai pada daerah Jati Luhur dan terjadi perjalanan yang sangat mengesankan karena disana pertama kalinya kami berasa menjadi jadi gajah, kenapa? Karena kami ketika sampai pada bumi Jati Luhur kami di mandikan oleh debu pasir. Setelah hampir satu jam kami di mandikan debu, kami sampai juga pada tempat tujuan ketika itu, kami langsung disambut oleh para TNI yang memberikan sambutan versi mereka yang sangat berkesan. Kesan yang sangat fantastis tentunya. Setelah itu kami disuru untuk menurunkan semua barang dengan kecepatan ngebut serta di ajarkan untuk selalu berlari dan berteriak-teriak. Kami pula dijanjikan banyak hal seperti mengalami pengangkatan gigi tanpa alat bila kami menunjukan gigi ketika komandan berbicara di depan, serta banyak janji janji fantastis lainnya. Kami pula di berikan banyak aturan-aturan salah satu yang paling utamanya adalah untuk berlari ketika harus berjalan lebih dari lima langkah.
Kemudian setelah kami disuruh buang air kecil dan mengisi air minum, dan................ muncul lah tantangan pertama yaitu mendaki gunung turuni lembah ditambah membawa ransel yang
sangat besar dan berat! Buat kebanyakan dari kami yang belum pernah naik gunung atau semacamnya pasti kaget harus berjalan jauh ditambah beban yang sama sekali nggak enteng.
Namun untungnya ketua kami Aga mengambil posisi yang sangat pintar yaitu di
ujung kanan sebelah tempat lodestar karena itu kami menjadi bagian dari pleton
pertama yang mendapat previlage mendaki di posisi pertama. Perjalanan sangat
jauh, terjal dan panjang. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 3 km
jauhnya. Setelah sampai dengan paha dan betis yang sudah sakit, bahu kaku, dan
kepanasan kami diberikan waktu istirahat serta peregangan yang sangat surgawi.
Setelah itu selesai kami disuruh lari sini sana menaruh ini itu. Dan sampailah
disaat dimana semua teriakan menjadi nyata, yaitu ketika makan siang kami
disana dipaksa untuk menjadi satu, satu tubuh yang tertib, tidak mendahului,
tidak berlebihan, tidak egois, tidak apatis. (*note apatis merupkan frase yang
paling sering digunakan dalam teriakan penertiban para anggota TNI). Disana
kita suru makan pada saat yang bersamaan dengan sikap yang sempurna.
Setelah itu pada malam harinya kita mendapatkan acara inisiasi pencangkokan nilai-nilai Prasetya Mulya serta rasa cinta kami terhadap bumi Indonesia dengan perlambangan obor serta di bantu banyak nyanyian. Pada malam harinya kami diberikan tugas untuk berjaga baik perempuan maupu laki-laki untuk berjaga di barak masing-masing. Oh ya aktifitas dalam WC di bumi Jati Luhur sangat menakjukan karena disanalah salah satu pusat dimana pengalaman pertemanan yang murni, salah, dan situasional terbentuk.
Minggu, 25 Agustus 2013
Pada hari kedua kami dibangunakan pagi-pagi untuk senam pagi kemudian, lalu makan pagi. Jadwal kami hari ini yaitu rapeling, rowing serta hiking untuk mendapat point-point tersendiri untuk makan siang dan membeli perlengkapan maket yang menjadi puncak malam ini. Jadi dari kegiatan pertama kami dikumpulkan oleh kelompok masing-masing, dengan instruktur kelompok juga, kami mempelajari peta dan kompas karena akan sangat berguna untuk kegiatan hari ini. Kami juga melakukan gerakan simpul-simpul dari tali waring yang kemaren sudah diajarkan untuk membuat tali pengaman.
Setelah itu kami memulai perjalanan untuk melakukan adventure yang pertama yaitu RAPELING. Kami diberi clue bahwa untuk menuju ke tempat itu, kami harus mengikuti pita berwarna merah dan kuning, lalu kami menaiki hutan-hutan yang hanya memiliki jalan setapak yang kecil dan kadang kami harus berseluncur di tanah. Setelah perjalanan yang sangat gila, akhirnya kami melihat tebing yang tinggi yang akan digunakan sebagai tebing yang kita turuni. Untuk keamanan, kami dipasangkan berbagai alat dengan tali yang sudah disimpulkan di tubuh kami tadi. Dan dalam rapeling ini, kami sekelompok diberi waktu 1 jam untuk sekelompok untuk turun, dan satu orang yang berhasil turun tebing akan diberi point 7.500. Kelompok kami berjumlah 10 orang, tapi yang mengikuti adventure hari ini hanya 9 orang karena salah satu anggota kelompok kami ada yang terkilir kaki nya di hari pertama dan tidak bisa ikut. Maka tanpa ada strategi pembagian giliran maju, anggota kelompok kami langsung maju 2 orang yang ingin melakukan tantangan tersebut duluan. Melakukan turun tebing yang banyak dari kita belum pernah mencoba, merupakan tantangan yang sangat WOW. Melihat pemandangan dari atas tebing saja rasanya merinding, karena jarak nya yang memang tinggi. Tetapi untungnya, kelompok kami melakukan rapeling dengan baik semua dengan waktu yang tepat juga, sampai waktu kami masih bersisa 2 menit.
Lalu kami berkumpul kembali ke markas karena akan makan siang menggunakan point-point yang kami dapat. Karena kami sangat menghemat, maka kami hanya memesan nasi putih 8, tahu 9, dan empal 5. Dan karena kami diberi tau bahwa misi hari ini hanya berlangsung sampai jam 5, kami diburu-buru oleh ketua kami. Sampai-sampai kelompok kami memutuskan makan tanpa piring dan sendok, agar tidak perlu membuang waktu untuk mencuci alat makan.
Setelah mengisi tenaga, kami langsung bersemangat untuk melanjutkan kegiatan kedua, yaitu ROWING. Untuk itu kami langsung menuju ke danau dibawah dan memulai rowing dengan semangat yang sangat heboh, kami berteriak menghitung untuk melakukan dayungan yang kompak dan diterik matahari yang nggak nyantai kami tetap mendayung dengan semangat. Tapi ditengah-tengah perjalanan, tangan kami mulai melemas dan suara teriakan mulai hening, capek juga rasanya. Karena kami terlalu banyak bersantai, kelompok dibelakang kami yang masih berteriak memotivasi kelompoknya mulai mendekati kapal kami. Kami mulai kelabakan melihatnya, karena mereka terlihat sangat kompak. Lalu karena kami tidak mau disusul, kami mulai meneriakan kata-kata semangat lagi, dan berpacu dengan kelompok tersebut. Akhirnya pun kami tiba bersamaan ditempat tujuan. Setelah dihitung, ternyata kelompok kami melakukan rowing kurang dari 60 menit, yaitu hanya 49 menit dan karena itu kami mendapatkan point 80.000. YUHU!!
Lalu kami beristirahat ditempat tujuan, selagi kami diberi briefing untuk sesi selanjutnya. Jadi di kegiatan HIKING ini kami ditugaskan untuk menggunakan titik koordinat yang ada, lalu menggunakan kompas untuk menuju ke koordinat yang dituju, jika melewati koordinat tujuan maka kami harus memberi cap yang tersedia dibeberapa tempat. Karena kami agak bingung membaca kompas, kami tersesat beberapa kali dan itu sangat membuang waktu kami padahal misi ini harus diselesaikan jam 5. Setelah beberapa kali tersesat, kami jadi membuat strategi baru, karena dikelompok kami Phon yang berjalan paling cepat maka ia yang menentukan di persimpangan, jalan mana yang ada koordinat selanjutnya. Dan kami sekelompok mengikutinya. Dibeberapa titik koordinat juga ada games yang memberikan point yang lebih besar jika kami dapat menyelesaikannya. Saat kami sudah lelah, dan tidak tau harus berjalan ke arah mana. Tiba-tiba instruktur kami berkata bahwa waktu tinggal 3 menit, lalu kami yang sudah putus asa tidak dapat melanjutkannya hampir menyerah, tapi tiba-tiba ada kelompok sebelah yang berteriak menemukan titik koordinat mereka yang sama dengan kelompok kami. Lalu Ekel dari kelompok kami langsung berlari spontan ke arah itu dan memberi cap ke kertas kami. Karena waktu juga sudah menunjukan pukul 5 maka kami harus kembali ke markas awal, dengan misi kurang 1 koordinat lagi. Sayang sekali, jika saja kami tidak tersesat pasti kami sudah dapat menyelesaikan semua.
Di malam hari akhitnya kami disuruh membeli beberapa perlengkapan maket, yaitu lem, penggaris, koran, dan info. Ternyata kami disuruh membuat rumah bentuk kubus 10cm x 10cm x 10cm yang dibuat dari gulungan koran yang mengelilinginya, dengan pintu ukuran 6 cm x 4 cm menghadap timur. Akhirnya kami berbagi tugas siapa yang membuat kerangkanya, gulungan koran. Kami mengerjakan sudah dengan cepat, karena takut waktu yang diberikan tidak cukup. Setelah rumah itu jadi, bentuknya tidak begitu jelas dan memang ukurannya tidak akurat. Setelah itu kami diberi beberapa nasehat oleh Bapak Mul bahwa kami harus melakukan tugas dengan tuntas, dan berkualitas. Di hari kedua tidak ada apel malam, lalu kami disuruh beristirahat untuk hari esok.
Senin, 26 Agustus 2013
Pada hari ketiga kami di bangunkan pukul 2 pagi dengan ledakan petasan atau bom dan suara sirine serta gedoran dipintu oleh para tentara, sehingga kami sangat kaget. kami diminta berkumpul di lapangan secepatnya, saat itu salah satu anggota kami yang bernama Hanny kakinya sedang sakit sehingga sulit untuk berlari. kami sesegera mungkin menuju lapangan. Tetapi setelah sampai ke lapangan ternyata kami disuruh membawa semua perlengkapan kami yang masih tertinggal di barak, akhirnya kami pun berlari kembali lagi ke barak untuk membereskan semua barang kami hingga tidak ada yang tertinggal satupun di dalam barak. Suara tentara pun terus teriak- teriak menyuruh kami agar cepat kembali lagi ke lapangan.
Setelah sampai di lapangan kami diberikan instruksi bahwa kami akan ditugaskan untuk membantu salah satu desa yang sedang terkena bencana. Kita ditugaskan untuk mencari potongan-potongan pipa untuk disambungkan kembali agar desa tersebut bisa mendapatkan air bersih lagi. Untuk melakukan tugas itu kami hanya diberi waktu sampai pukul 09.00 pagi. setelah briefieng selesai kami diminta untuk mengambil sarapan di dapur untuk bekal dalam perjalanan waktu mencari pipa, sedangkan sebagian yang tidak mengambil makanan ditugaskan melakukan operasi semut untuk membersihkan barak. Saat itu salah satu anggota kami Hanny tadinya tidak mau ikut mencari pipa dikarenakan kakinya sedang terkilir dan terluka. Tetapi, pada saat kami akan naik ke atas perahu, tiba-tiba hanny datang untuk ikut melakukan pencarian potongan-potongan pipa. pemandangan saat menuju ke lokasi sangat indah, melihat sekeliling waduk di pagi hari, matahari yang baru saja terbit benar-benar indah seperti sebuah kuning telur bulat. Perjalanan di kapal memakan waktu kurang lebih sekitar 45 menit hingga sampai di tempat tujuan. Setelah sampai kita dibagi -bagi tugasnya, sehingga kita terus melakukan perjalanan dengan kaki melalui sebuah desa hingga sampai pada suatu sawah. di sawah kita diberikan instruksi untuk mencari pipa di antara semak-semak. Awalnya kita hanya menemukan atu pipa. Tapi setelah dua kali melakukan pencarian kita menemukan satu laigi pipa yang ada di dalam semak-semak. Aga si ketua masih ragu sebenarnya kenapa kita hanya dapat 2 pipa, sedangkan kelompok lain ada yang mendapat 3 atau 4 pipa. Maka dari itu kita melakukan pencarian lagi dilokasi, dan akhirnya kita menemukan lagi 2 buah pipa, sehingga akhirnya kelompok kita menemukan 4 buah pipa.
Setelah itu kami bersama divisi F menuju lokasi titik pertemuan dengan divisi-divisi lainnya. Perjalanan cukup jauh dari lokasi pencarian kita, jalan menanjak dan bebatuan. Akhirnya kita sampah di sebuah lapangan hijau, disana juga sudah berkumpul kelompok dari divisi lain. Disana pipa-pipa yang sudah kita temukan diminta untuk dijadikan satu untuk mengalirkan air. Saat proses pemasangan ternyata ada beberapa pipa yang tidak ditemukan. sehingga kita mencari cara bagaimana caranya air tetap bisa mengalir walaupun ada pipa yang hilang. sehingga kami menggunakan koran dan lakban dan menggulung koran itu yang akan digunakan sebagai pia. Tapi sayangnya kami semua tidak berhasil, tapi walaupun itu tidak berhasil tetapi kebersamaan kita saat sedang melakukannya. Setelah itu kami melakukan pembersihan dan makan siang di tenda yang sudah disediakan. Dan acara terakhir adalah upacara penutupan outbound gelombang pertama. Yang diakhiri dengan berjabat tangan dengan panitia-panitia outbound.
Kami mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran dari outbound ini, kami harus menjadi orang yang menghargai waktu, memiliki tolerensi kepada orang lain yang berarti tidak apatis, menghargai senior yang seharusnya menjadi contoh bagi kami, bertanggung jawab dengan apa kami lakukan.
Kelompok kami pribadi merasakan bahwa outbound ini seru banget meskipun emang capek bangettttt, tapi outbound ini ngasih pengalaman yang nggak bisa dilupain, disini juga kita bisa nambah temen. Pokoknya outbound ini keren banget, semua yang dikasih ke kita waktu outbound itu pasti bernilai sesuatu yang belom tentu bisa kita dapetin lagi.
Setelah itu pada malam harinya kita mendapatkan acara inisiasi pencangkokan nilai-nilai Prasetya Mulya serta rasa cinta kami terhadap bumi Indonesia dengan perlambangan obor serta di bantu banyak nyanyian. Pada malam harinya kami diberikan tugas untuk berjaga baik perempuan maupu laki-laki untuk berjaga di barak masing-masing. Oh ya aktifitas dalam WC di bumi Jati Luhur sangat menakjukan karena disanalah salah satu pusat dimana pengalaman pertemanan yang murni, salah, dan situasional terbentuk.
Minggu, 25 Agustus 2013
Pada hari kedua kami dibangunakan pagi-pagi untuk senam pagi kemudian, lalu makan pagi. Jadwal kami hari ini yaitu rapeling, rowing serta hiking untuk mendapat point-point tersendiri untuk makan siang dan membeli perlengkapan maket yang menjadi puncak malam ini. Jadi dari kegiatan pertama kami dikumpulkan oleh kelompok masing-masing, dengan instruktur kelompok juga, kami mempelajari peta dan kompas karena akan sangat berguna untuk kegiatan hari ini. Kami juga melakukan gerakan simpul-simpul dari tali waring yang kemaren sudah diajarkan untuk membuat tali pengaman.
Setelah itu kami memulai perjalanan untuk melakukan adventure yang pertama yaitu RAPELING. Kami diberi clue bahwa untuk menuju ke tempat itu, kami harus mengikuti pita berwarna merah dan kuning, lalu kami menaiki hutan-hutan yang hanya memiliki jalan setapak yang kecil dan kadang kami harus berseluncur di tanah. Setelah perjalanan yang sangat gila, akhirnya kami melihat tebing yang tinggi yang akan digunakan sebagai tebing yang kita turuni. Untuk keamanan, kami dipasangkan berbagai alat dengan tali yang sudah disimpulkan di tubuh kami tadi. Dan dalam rapeling ini, kami sekelompok diberi waktu 1 jam untuk sekelompok untuk turun, dan satu orang yang berhasil turun tebing akan diberi point 7.500. Kelompok kami berjumlah 10 orang, tapi yang mengikuti adventure hari ini hanya 9 orang karena salah satu anggota kelompok kami ada yang terkilir kaki nya di hari pertama dan tidak bisa ikut. Maka tanpa ada strategi pembagian giliran maju, anggota kelompok kami langsung maju 2 orang yang ingin melakukan tantangan tersebut duluan. Melakukan turun tebing yang banyak dari kita belum pernah mencoba, merupakan tantangan yang sangat WOW. Melihat pemandangan dari atas tebing saja rasanya merinding, karena jarak nya yang memang tinggi. Tetapi untungnya, kelompok kami melakukan rapeling dengan baik semua dengan waktu yang tepat juga, sampai waktu kami masih bersisa 2 menit.
Lalu kami berkumpul kembali ke markas karena akan makan siang menggunakan point-point yang kami dapat. Karena kami sangat menghemat, maka kami hanya memesan nasi putih 8, tahu 9, dan empal 5. Dan karena kami diberi tau bahwa misi hari ini hanya berlangsung sampai jam 5, kami diburu-buru oleh ketua kami. Sampai-sampai kelompok kami memutuskan makan tanpa piring dan sendok, agar tidak perlu membuang waktu untuk mencuci alat makan.
Setelah mengisi tenaga, kami langsung bersemangat untuk melanjutkan kegiatan kedua, yaitu ROWING. Untuk itu kami langsung menuju ke danau dibawah dan memulai rowing dengan semangat yang sangat heboh, kami berteriak menghitung untuk melakukan dayungan yang kompak dan diterik matahari yang nggak nyantai kami tetap mendayung dengan semangat. Tapi ditengah-tengah perjalanan, tangan kami mulai melemas dan suara teriakan mulai hening, capek juga rasanya. Karena kami terlalu banyak bersantai, kelompok dibelakang kami yang masih berteriak memotivasi kelompoknya mulai mendekati kapal kami. Kami mulai kelabakan melihatnya, karena mereka terlihat sangat kompak. Lalu karena kami tidak mau disusul, kami mulai meneriakan kata-kata semangat lagi, dan berpacu dengan kelompok tersebut. Akhirnya pun kami tiba bersamaan ditempat tujuan. Setelah dihitung, ternyata kelompok kami melakukan rowing kurang dari 60 menit, yaitu hanya 49 menit dan karena itu kami mendapatkan point 80.000. YUHU!!
Lalu kami beristirahat ditempat tujuan, selagi kami diberi briefing untuk sesi selanjutnya. Jadi di kegiatan HIKING ini kami ditugaskan untuk menggunakan titik koordinat yang ada, lalu menggunakan kompas untuk menuju ke koordinat yang dituju, jika melewati koordinat tujuan maka kami harus memberi cap yang tersedia dibeberapa tempat. Karena kami agak bingung membaca kompas, kami tersesat beberapa kali dan itu sangat membuang waktu kami padahal misi ini harus diselesaikan jam 5. Setelah beberapa kali tersesat, kami jadi membuat strategi baru, karena dikelompok kami Phon yang berjalan paling cepat maka ia yang menentukan di persimpangan, jalan mana yang ada koordinat selanjutnya. Dan kami sekelompok mengikutinya. Dibeberapa titik koordinat juga ada games yang memberikan point yang lebih besar jika kami dapat menyelesaikannya. Saat kami sudah lelah, dan tidak tau harus berjalan ke arah mana. Tiba-tiba instruktur kami berkata bahwa waktu tinggal 3 menit, lalu kami yang sudah putus asa tidak dapat melanjutkannya hampir menyerah, tapi tiba-tiba ada kelompok sebelah yang berteriak menemukan titik koordinat mereka yang sama dengan kelompok kami. Lalu Ekel dari kelompok kami langsung berlari spontan ke arah itu dan memberi cap ke kertas kami. Karena waktu juga sudah menunjukan pukul 5 maka kami harus kembali ke markas awal, dengan misi kurang 1 koordinat lagi. Sayang sekali, jika saja kami tidak tersesat pasti kami sudah dapat menyelesaikan semua.
Di malam hari akhitnya kami disuruh membeli beberapa perlengkapan maket, yaitu lem, penggaris, koran, dan info. Ternyata kami disuruh membuat rumah bentuk kubus 10cm x 10cm x 10cm yang dibuat dari gulungan koran yang mengelilinginya, dengan pintu ukuran 6 cm x 4 cm menghadap timur. Akhirnya kami berbagi tugas siapa yang membuat kerangkanya, gulungan koran. Kami mengerjakan sudah dengan cepat, karena takut waktu yang diberikan tidak cukup. Setelah rumah itu jadi, bentuknya tidak begitu jelas dan memang ukurannya tidak akurat. Setelah itu kami diberi beberapa nasehat oleh Bapak Mul bahwa kami harus melakukan tugas dengan tuntas, dan berkualitas. Di hari kedua tidak ada apel malam, lalu kami disuruh beristirahat untuk hari esok.
Senin, 26 Agustus 2013
Pada hari ketiga kami di bangunkan pukul 2 pagi dengan ledakan petasan atau bom dan suara sirine serta gedoran dipintu oleh para tentara, sehingga kami sangat kaget. kami diminta berkumpul di lapangan secepatnya, saat itu salah satu anggota kami yang bernama Hanny kakinya sedang sakit sehingga sulit untuk berlari. kami sesegera mungkin menuju lapangan. Tetapi setelah sampai ke lapangan ternyata kami disuruh membawa semua perlengkapan kami yang masih tertinggal di barak, akhirnya kami pun berlari kembali lagi ke barak untuk membereskan semua barang kami hingga tidak ada yang tertinggal satupun di dalam barak. Suara tentara pun terus teriak- teriak menyuruh kami agar cepat kembali lagi ke lapangan.
Setelah sampai di lapangan kami diberikan instruksi bahwa kami akan ditugaskan untuk membantu salah satu desa yang sedang terkena bencana. Kita ditugaskan untuk mencari potongan-potongan pipa untuk disambungkan kembali agar desa tersebut bisa mendapatkan air bersih lagi. Untuk melakukan tugas itu kami hanya diberi waktu sampai pukul 09.00 pagi. setelah briefieng selesai kami diminta untuk mengambil sarapan di dapur untuk bekal dalam perjalanan waktu mencari pipa, sedangkan sebagian yang tidak mengambil makanan ditugaskan melakukan operasi semut untuk membersihkan barak. Saat itu salah satu anggota kami Hanny tadinya tidak mau ikut mencari pipa dikarenakan kakinya sedang terkilir dan terluka. Tetapi, pada saat kami akan naik ke atas perahu, tiba-tiba hanny datang untuk ikut melakukan pencarian potongan-potongan pipa. pemandangan saat menuju ke lokasi sangat indah, melihat sekeliling waduk di pagi hari, matahari yang baru saja terbit benar-benar indah seperti sebuah kuning telur bulat. Perjalanan di kapal memakan waktu kurang lebih sekitar 45 menit hingga sampai di tempat tujuan. Setelah sampai kita dibagi -bagi tugasnya, sehingga kita terus melakukan perjalanan dengan kaki melalui sebuah desa hingga sampai pada suatu sawah. di sawah kita diberikan instruksi untuk mencari pipa di antara semak-semak. Awalnya kita hanya menemukan atu pipa. Tapi setelah dua kali melakukan pencarian kita menemukan satu laigi pipa yang ada di dalam semak-semak. Aga si ketua masih ragu sebenarnya kenapa kita hanya dapat 2 pipa, sedangkan kelompok lain ada yang mendapat 3 atau 4 pipa. Maka dari itu kita melakukan pencarian lagi dilokasi, dan akhirnya kita menemukan lagi 2 buah pipa, sehingga akhirnya kelompok kita menemukan 4 buah pipa.
Setelah itu kami bersama divisi F menuju lokasi titik pertemuan dengan divisi-divisi lainnya. Perjalanan cukup jauh dari lokasi pencarian kita, jalan menanjak dan bebatuan. Akhirnya kita sampah di sebuah lapangan hijau, disana juga sudah berkumpul kelompok dari divisi lain. Disana pipa-pipa yang sudah kita temukan diminta untuk dijadikan satu untuk mengalirkan air. Saat proses pemasangan ternyata ada beberapa pipa yang tidak ditemukan. sehingga kita mencari cara bagaimana caranya air tetap bisa mengalir walaupun ada pipa yang hilang. sehingga kami menggunakan koran dan lakban dan menggulung koran itu yang akan digunakan sebagai pia. Tapi sayangnya kami semua tidak berhasil, tapi walaupun itu tidak berhasil tetapi kebersamaan kita saat sedang melakukannya. Setelah itu kami melakukan pembersihan dan makan siang di tenda yang sudah disediakan. Dan acara terakhir adalah upacara penutupan outbound gelombang pertama. Yang diakhiri dengan berjabat tangan dengan panitia-panitia outbound.
Kami mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran dari outbound ini, kami harus menjadi orang yang menghargai waktu, memiliki tolerensi kepada orang lain yang berarti tidak apatis, menghargai senior yang seharusnya menjadi contoh bagi kami, bertanggung jawab dengan apa kami lakukan.
Kelompok kami pribadi merasakan bahwa outbound ini seru banget meskipun emang capek bangettttt, tapi outbound ini ngasih pengalaman yang nggak bisa dilupain, disini juga kita bisa nambah temen. Pokoknya outbound ini keren banget, semua yang dikasih ke kita waktu outbound itu pasti bernilai sesuatu yang belom tentu bisa kita dapetin lagi.
Ni muka-muka kita abis balik dari outbound, tetep semangat!! |